Gambar I dari 6
Apa yang dipikirkan Daniel saat ia sadar dirinya sudah jatuh dalam jerat musuhnya?
Kenapa dia tidak membela diri ataupun melawan saat ditangkap karena perkara hal beribadahnya kepada Tuhannya?
Saat dijebloskan ke dalam gua singapun, Daniel tidak berontak ataupun melarikan diri.
Bukankah sampai di sini 99,9% musuhnya sudah menang?
Logika manusia pasti berpikir bahwa Daniel sudah tamat, tapi kenyataannya: dia selamat dan ganti para pejabat lalim itulah yang akhirnya jadi santapan singa-singa. Bahkan kedudukannya dipulihkan dan melalui kejadian itu rakyat Babel menyaksikan kedahsyatan Allah.
Daniel adalah contoh hamba Tuhan yang bekerja dengan jujur dan taat kepada Allah. Dia sepenuhnya berserah pada pemeliharaan Tuhan. Nama Daniel sendiri berarti "Allah adalah hakimku". Nama itu sesuai dengan pendiriannya, bahwa Allah adalah otoritas tertinggi dalam hidupnya yang sepenuhnya menentukan keselamatan dirinya. Ia tidak takut dibunuh manusia. Baginya mati rohani jauh lebih menakutkan dari mati jasmani.
Kisah Daniel - Gambar II dari 6
Kisah Daniel - Gambar III dari 6
Kisah Daniel - Gambar IV dari 6
Kisah Daniel - Gambar V dari 6
Kisah Daniel - Gambar VI dari 6
Daniel tidak sendiri — masih ada Sadrakh, Mesakh dan Abednego dalam barisan orang buangan dari kerajaan Yehuda yang menjadi pejabat tinggi dan nyawa mereka terancam karena beribadah kepada Tuhan. Kalau Tuhan menyelamatkan Daniel dari gua singa; Sadrakh, Mesakh dan Abednego diselamatkan dari ancaman dapur api (Baca Alkitab: Daniel 3:23-25).
Baik sekali bila kita bisa belajar dari keteguhan dan kerendah-hatian hamba-hamba Tuhan tersebut, karena bukan tak mungkin kelak di antara kita ada yang dipilih dan dipakai Tuhan untuk jadi "Daniel milenium" yang keseratus, keduaratus, keseribu dan seterusnya. Dan bisa jadi mereka yang terpilih akan dicobai dengan cara "dilempar ke dalam gua singa" atau "dapur api"-nya masing-masing.
Berserah dan selalu bersyukur kepada Tuhan adalah selalu pilihan yang terbaik bagi hamba Tuhan.
0 komentar:
Post a Comment